Senin, 18 Mei 2009

Lagu anak-anak


Ini lyrik lagu anak-anak
untuk menjadi sebuah kenangan indah sewaktu kita kecil
semoga negri ini tetap lestari dan indah.

BALONKU

Balonku ada lima, rupa-rupa warnanya
Hijau kuning kelabu, merah muda dan biru
Meletus balon hijau, hatiku sangat kacau
Balonku tinggal empat, kupegang erat-erat

LIHAT KEBUNKU

Lihat kebunku penuh dengan bunga
Ada yang putih dan ada yang merah
Setiap hari kusiram semua
Mawar melati semuanya indah

Bapak megang tongkat, ibu megang sapu
Bapak naek pangkat ibu jadi guru

KULIHAT AWAN

Kulihat awan seputih kapas, Arak berarak di langit luas
Andai ku dapat kesana terbang, Akan kuraih kubawa pulang


KAPAL API

Lihatlah sebuah titik jauh di tengah laut
Makin lama makin jelas bentuk rupanya
Itulah kapal api yang sedang berlayar
Asapnya yang putih mengepul di udara

DAKOCAN

Kulihat ada boneka baru, Dari karet amat lucu
Dakocan namanya bukan Sarinah
Sayang sayang mahal harganya 2x

DESAKU

Desaku yang kucinta, pujaan hatiku
Tempat ayah dan bunda, dan handai taulanku
Tak mudah kulupakan, Tak mudah bercerai
Selalu ku rindukan, desaku yang permai

SOLERAM

Soleram soleram, Soleram anak yang manis
Anak manis janganlah dicium sayang
Kalau dicium merahlah pipinya

Satu dua tiga dan ampat, Lima anam tujuh delapan
Kalau tuan dapat kawan baru sayang
Kawan lama ditinggalkan jangan

KEMARAU
(Penyanyi : Sari Yok Koeswoyo)

Awan putih berlalu, Diatas langit biru
Kemarau waktu kini, Berdebu dan panas sekali

Keringat bercucuran, Dahaga tak tertahan
Aku ingin segera mandi, Dan bermain di kali

Mari beramai-ramai, Bersama kita mandi
Airnya sejuk bersih, Mengalir deras berbuih

SATU SATU

Satu satu aku sayang ibu, Dua dua juga sayang ayah
Tiga tiga sayang adik kakak, Satu dua tiga, sayang semuanya

BURUNG KAKAK TUA

Burung kakak tua, hinggap di jendela
Nenek sudah tua, giginya tinggal dua
Tek dung.. tek dung.. tekdung lalala 3x
Burung kakak tua

NAIK DELMAN

Pada hari minggu ku turut ayah ke kota
Naik delman istimewa ku duduk di muka
Ku duduk samping pak kusir yang sedang bekerja
Mengendali kuda supaya baik jalannya hei
Tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk
Tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk suara sepatu kuda

BURUNG GELATIK

Burung gelatik hinggap di jendela, aduh kasihan aduh kasihan
Tak bisa terbang sayapnya luka, aduh kasihan aduh kasihan
Mari kutolong kasih obat, lekas jadi baik kembali sehat

AKU ANAK DESA

Aku anak desa, mengembara di rantau orang
Kutinggalkan ayah bunda, bersama sanak saudara
Siang malam kuberjalan, dari pagi hingga petang
Bila malam tlah mendatang, ku tidur di padang lalang..

Pengalamanku sangat penuh suka dan duka,
Namun kuhadapi dengan senyuman di hati

Siang malan ku berjalan, dari padi hingga petang
Bila malam tlah mendatang kutidur di padang lalang..

MEMANDANG ALAM

Memandang alam dari atas bukit, Sejauh pandang kulepaskan
Sungai nampak berliku sawah hijau terbentang
Bagai permadani di kaki langit
Gunung menjulang, berpayung awan, Oh.. indah pemandangan

KASIH IBU

Kasih ibu kepada beta,
tak terhingga sepanjang masa,
Hanya memberi tak harap kembali,
Bagai sang surya menerangi dunia

PELANGI

Pelangi pelangi alangkah indahmu,
Merah kuning hijau di langit yang biru,
Pelukismu agung siapa gerangan,
Pelangi pelangi ciptaan Tuhan

BINTANG KECIL

Bintang kecil di langit yang tinggi,
Amat banyak menghias angkasa,
Aku ingin terbang dan menari,
Jauh tinggi ke tempat kau berada


KUKURUYUK

Kukukuruyuk begitulah bunyinya,
Kakinya bertanduk hewan apa namanya,
Potong potong roti dioleskan mentega,
Jepang sudah mati Indonesia merdeka,

DUA MATA SAYA

Dua mata saya hidung saya satu,
Dua kaki saya pakai sepatu baru,
Dua tangan saya yang kiri dan kanan,
Satu mulut saya tidak berhenti makan

NAIK NAIK KE PUNCAK GUNUNG

Naik nik Kepuncak Gunung,
Tinggi tinggi sekali,
Kiri kanan kulihat saja,
Banyak pohon cemara

AMBILKAN BULAN BU

Ambilkan bulan bu, ambilkan bulan by
Yang slalu bersinar di langit
Di langit bulang benderang
Cahyanya sampai ke bintang
Ambilkan bulan bu untuk menerangi
Tidurku yang lelap di malam gelap

KUNANG KUNANG

Hai kunang-kunang kemana dikau,
Kan terbang melayang,
Kau bawa terang sinarmu pudar,
Di langit yang tinggi,
Hai kunang-kunang bawalah daku,
Terbang melayang,
Kau bawa terang sinarmu pudar,
Di lagit yang tinggi


KUPU KUPU

Kupu-kupu yang lucu kemana engkau terbang,
Hilir mudik mencari bunga-bunga yang kembang,
Berayun-ayun pada tangkai yang lemah,
Tidak kah sayap mu merasa lelah

BURUNG KUTILANG

Di pucuk pohon cempaka burung kutilang berbunyi
Bersiul-siul sepanjang pagi dengan tak jemu-jemu
Mengangguk-angguk sambil berseru
Tri li li li li li li li li ...

Sambil berlompat lompatan sayapnya slalu terbuka
Diangguk-anggukan kepalanya memandang langit jernih
Tandanya suka ia berseri
Tri li li li li li li li li ...

ANAK AYAM

Tek kotek kotek kotek, anak ayam turun berkotek 2x
Anak ayam turun sepuluh mati satu tinggal sembilan
Anak ayam tinggal sembilan mati satu tinggal delapan
Anak ayam tinggal delapan mati satu tinggallah tujuh
Anak ayam tinggallah tujuh mati satu tinggallah enam
Anak ayam tinggallah enam mati satu tinggallah lima
Anak ayam tinggallah lima mati satu tinggallah empat
Anak ayam tinggallah empat mati satu tinggallah tiga
Anak ayam tinggallah tiga mati satu tinggallah dua
Anak ayam tinggallah dua mati satu tinggallah Satu
Anak ayam tinggallah satu mati satu tinggal induknya

BERMAIN LAYANG LAYANG

Ku ambil buluh sebatang, kupotong sama panjang
Kuraut dan kupintal dengan benang, kujadikan layang layang
Bermain bermain bermain layang layang
Bermainnya kita di tanah lapang, Hati gembira dan senang

KRING KRING ADA SEPEDA

Kring kring kring ada speda, spedaku roda tiga
Kudapat dari ayah karena rajin bekerja
Tu tu tu ada sepatu, sepatuku kulit lembu
Ku dapat dari ibu karena rajin membantu

KAKAK MIA

Kakak Mia, kakak Mia minta anak barang seorang
Kalau dapat, kalau dapat suruh ia jualan sirih
Anak yang mana akan kau pilih
Anak yang mana akan kau pilih
Ini dia yang aku pilih akan kusuruh jualan sirih
Sirih-sirih siapa beli
Sirih-sirih siapa beli

BANGUN TIDUR

Bangun tidur kuterus mandi,
Tidak lupa menggosok gigi,
Habis mandi kutolong ibu,
Membersihkan tempat tidurku

PERGI SEKOLAH

Oh ibu dan ayah selamat pagi,
Kupergi sekolah sampaikah nanti,
Selamat belajar nak penuh semangat,
Rajinlah selalu tentu kau dapat
Hormati gurumu sayangi teman,
Itulah tandanya kau murid budiman

BEBEK MANDI DI KALI

Bebek mandi di kali, pake sabun wangi
Ibu beli roti adik nakal enggak dibagi

RASA SAYANGE

Rasa sayange rasa sayang sayange
Eeee lihat dari jauh rasa sayang sayange

Mana kancil akan dikejar, Kedalam pasar cobalah cari
Masih kecil rajin belajar, Sudah besar senanglah diri

Si Amat mengaji tamat, Mengaji Qur'an di waktu fajar
Biar lambat asal selamat, Tak kan lari gunung dikejar

Kalau ada sumur di ladang, Boleh kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang, Boleh kita berjumpa lagi

(bisa ditambahin pantun sendiri)

MAK INAM
(lagu : Adi Bing Slamet)

Mak inam orangnya tua, Mak inam suka latah,
Kalau kaget tidak sengaja, Maka lantas ia berkata

Eeee copot e copot copot, Apa mak yang copot copot
Gigi mak eh gigi mak copot, Pantesan mulutnya kempot

Mak inam lucu sekali, Latahnya setiap hari,
Tiada sore maupun pagi, Kalau latah ia begini

Eeee copot e copot copot, Apa mak yang copot copot
Gigi mak eh gigi mak copot, Pantesan mukanya petot

HELY

Aku punya anjing kecil, kuberi nama hely
Dia senang bermain-main sambil berlari-lari
Hely, kemari, ayo lari lari 2x

KE SEKOLAH

Lonceng berbunyi tujuh kali,
Kawan-kawanku berlari-lari,
Yoan ingin ikut mereka,
Ke sekolah bersama-sama

Yoan sayang dengarkanlah,
Mama tak melarang,
Tahun depan baru boleh,
Kau pergi ke sekolah

CICAK DI DINDING

Cicak cicak di dinding, diam diam merayap,
Datang se ekor nyamuk hap, lalu ditangkap


KESAYANGAN

Bila kuingat lelah ayah bunda,
Bunda piara piara akan daku,
Sehingga aku besarlah

Waktu ku kecil hidupku amatlah senang,
Senang dipangku dipangku dipeluknya,
Serta dicium dicium dinamakan,
Namanya kesayangan

BURUNG HANTU

Matahari terbenam hari mulai malam
Terdengar burung hantu suaranya merdu
Kukuk.. kukuk.. kuku kuku kukuk 2x

SUKA HATI

Kalau kau suka hati tepuk tangan
Kalau kau suka hati tepuk tangan
Kalau kau suka hati ya memangnya begitu
Kalau kau suka hati tepuk tangan ...

Kalau kau suka hati injak bumi
Kalau kau suka hati injak bumi
Kalau kau suka hati ya memangnya begitu
Kalau kau suka hati injak bumi ...

Kalau kau suka hati kata amin ... amin
Kalau kau suka hati kata amin ... amin
Kalau kau suka hati ya memangnya begitu
Kalau kau suka hati kata amin ... amin

DISINI SENANG DISANA SENANG

Disini senang disana senang, dimana mana hatiku senang 2x
La la la la la la la .. la la la la la la la .. la la la la la la la
La la la la .. 2x

KULIHAT IBU PERTIWI

Kulihat ibu pertiwi sedang bersusah hati
Air matanya berlinang mas intan yang terkenang
Hutang gunung sawah lautan simpanan kekayaan
Kini ibu sedang lara merintih dan berdo'a
NAIK KERETA API

Naik kereta api tut tut tut siapa hendak turut
Ke Bandung Surabaya, bolehlah naik dengan percuma
Ayo kawanku lekas naik keretaku tak berhenti lama

TIK TIK TIK BUNYI HUJAN

Tik tik tik bunyi hujan di atas genteng
Airnya turun tidak terkira
Cobalah tengok dahan dan ranting
Pohon dan kebun basah semua

POTONG BEBEK ANGSA

Potong bebek angsa masak di kuali
Nenek minta dansa, dansa empat kali
Sorong ke kiri sorong ke kanan
La la la la la la la la la la la la la 2x

MENANAM JAGUNG

Ayo kawan kita bersama
Menanam jagung di kebun kita
Ambil cangkulmu ambil pangkurmu
Kita bekerja tak jemu-jemu
Cangkul cangkul cangkul yang dalam
Menanam jagung di kebun kita

Beri pupuk supaya subur
Tanamkan benih dengan teratu
Jagungnya besar lebat buahnya
Tentu berguna bagi semua
Cangkul cangkul cangkul yang dalam
Hatiku senang hatiku riang

TOPI SAYA BUNDAR

Topi saya bundar, bundar topi saya, Kalau tidak bundar bukan topi saya

BONEKA BERUANG

Lingkaran kecil lingkaran kecil lingkaran besar
Lingkaran kecil lingkaran kecil lingkaran besar
Dikasih pisang dikasih pisang dikasih pisang
Kasih lengkungan kasih lengkungan kasih lengkungan
KODOK NGOREK

Kodok ngorek kodok ngorek ngorek di pinggir kali
Teot tek bung teot tek bung teot teot tek bung

ALAM TERHAMPAR

Alam terhampar di bumiku ini
Alangkah indah berseri
Lembah hijau sawah yang mengembang
Semura berpadu serasi

Tuhan, Tuhan pemurah
Sadar daku padamu
Betapa agung limpah anugrahmu
Bagi bumiku tercinta

DONDONG OPO SALAK

Dondong opo salak, duku cilik cilik
Nggendong opo mundak, mlaku timek timek 2x

Adik nderek ibu, hingga meneng pasar
Ora pareng rewel ora pareng nakal
Mengko ibu mesti mendet oleh oleh
Kacang karo roti adik diparingi

GUNDUL PACUL

Gundul gundul pacul cul temberengan
Nyuwi nyuwi wakul kul sembarangan
Wakul ngelimpah seghoni dhadhi sakratan

NAMA-NAMA HARI

Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu itu nama-nama hari


INDUNG INDUNG

Dung indung kepala lindung hujan di udik disini mendung
Anak siapa pakai kerudung mata melirik kaki kesandung

La hawla wa laa quwwata mata melihat seperti buta
Tiada daya tiada upaya melaikan Tuhan Yang Maha Esa

Duduk goyang di kursi goyang beduk subuh hampir siang
Bangunkan ibu suruh sembahyang jadilah anak yang disayang

TUKANG KAYU

Katakan padaku hai tukang kayu
Bagaimana caranya menebang kayu
Lihat-lihat anakku beginilah caranya menebang kayu

SATU, DUA, TIGA, EMPAT

Satu dua tiga empat, lima enam tuju lapan
Siapa pergi kesekolah cari ilmu sampai dapat
Sungguh senang amat senang
Bangun pagi-pagi sungguh senang

ADA ANAK BARU

Ada anak baru masuk sekolah
Pakai kaca mata rambutnya ekor kuda
Siapa namanya ? Siti Rohani
Dimana rumahnya ? di Kampung Baru
Nomer berapa ? nomer sepuluh
Anak siapa ? anak tukang kue bolu

DUDUK DALAM BANGKU

Kalau duduk dalam bangku
Tanganmu jangan kau pangku
Tutup mulut jangan kau bicara
Omong kosong tak ada gunanya
Anak malas ada setrapnya
Anak malas ada setrapnya

ABANG TUKANG BAKSO
(Mellissa)

Abang tukang bakso mari-mari sini saya mau beli
Abang tukang bakso cepetan kemari sudah tak tahan lagi
Satu mangkok saja dua ratus perak yang banyak baksonya
Tidak pakai saos tidak pakai sambal juga tidak pakai kol

Bakso bulat seperti bola pingpong
Kalau lewat membikin perut kosong
Jadi anak kau jangan suka bohong
Kalau bohong digigit kambing ompong

SEMUT SEMUT KECIL
(Mellissa)

Semut semut kecil saya mau tanya
Apakah kamu di dalam tanah tidak takut cacing
Semut semut kecil saya mau tanya
Apakah kamu di dalam tanah punya mama papa

Oe oe itu katamu, oe oe itu jawabmu

Jumat, 15 Mei 2009

CERPEN TERBARU

PESUGIHAN

CERPEN KARYA :

DENDY RUDIYANTA

Siang itu memang tak terlalu panas. Di sebuah rumah yang lumayan besar, sudah tampak orang saling berjubel memenuhi rumah itu.Di dalam rumah itu ada seorang perempuan setengah baya terkapar tak berdaya. Seluruh tubuhnya putih pucat, matanya membelalak tajam.Beberapa tetangga mencoba memberi pertolongan dengan cara memberikan minyak kayu putih ke seluruh tubuh perempuan setengah baya itu. Yang lainnya memijit – mijit badan perempuan setengah baya itu. Tapi, kelihatan perempuan setangah baya itu, tak menampakkan reaksi. Tubuhnya melemah tak berdaya. Satu helaan napas yang berat, perempuan setengah baya itu, akhirnya meninggal dunia. Seluruh keluarga seakan tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Mereka semua yang ada dalam rumah itu, saling bertanya-tanya perihal kematian perempuan setengah baya itu. Terjadi saling bisik diantara mereka yang menyaksikkan kejadian ganjil itu.

Lik Sumi mati karena makan uangnya Pak Manggut ”, bisik seorang perempuan tetangga.

” Dia dimakan buto ijonya Pak Manggut’, ditimpali seoarang yang ada didekatnya.

Lik Sumi ngapusi Pak Manggut, karena Lik Sumi milih Pak Sahun. Makanya buto ijonya Pak Manggut menghabisi nyawa Lik Sumi’. Di siang yang tidak terlalu panas itu, ramai orang saling berspekulasi terhadap kematian Lik Sumi yang aneh tersebut.

***

” Ini fitnah ! Semuanya nggak betul ! Masak saya dibilang mempunyai buto ijo, ini namanya

sudah kelewatan. Apa karena usaha toko saya maju ? Terus semua orang mengaitkan kekayaan yang saya peroleh, saya dapatkan dengan memelihara buto ijo ? Apa karena saya mencalonkan caleg, terus massa saya banyak, ada yang iri mencoba memfitnah rakyat, bahwa saya mempunyai pesugihan ? Pesugihan dari mana ? Saya sholat, tahun depan saya dapat jatah bisa naik haji. Kalau saya melakukan itu semua berarti saya melanggar perintah Allah. Ini yang namanya black campaign. Kampanye hitam yang mencoba menjatuhkan nama saya di hadapan rakyat. Ini memang sudah kelewatan ! Pokoknya akan saya cari orang yang menghembuskan isu tersebut ”, Pak Manggut mencak-mencak di kamarnya. Sementara istrinya dengan setia mendengarkan omongan dari suaminya itu.

” Sudahlah tho, Mas. Namanya juga menjelang pilihan caleg begini, apa-apa bisa terjadi. Fitnah, saling menjatuhkan, black campaign semuanya bisa terjadi. Kita sabar saja. Tokh, yang penting kita tidak melukukan itu semua. Dan semuanya itu hanya fitnah ’. Istrinya mencoba menenangkan suaminya dengan kata-kata bijak. Suaminya pun hanya diam. Tapi dari raut muka yang diperlihatkan Pak Manggut, lelaki itu belum menampakkan penurunan emosi.Pandangnya tajam menahan emosi. Sejuta bintang yang menggantung di langit malam itu pun tak bisa menenangkan pikiran Pak Manngut.

* * *

Belum ada seminggu setelah kematian Lik Sumi, Pak Karto siang tadi juga menghembuskan

napas terakhir. Dia meninggal juga dengan cara mendadak. Pak Karto waktu itu sempat dibawa ke rumah sakit, dan sudah masuk ke ruang UGD, tapi nyawanya tak bisa tertolong lagi. Kata dokter dan paramedis, Pak Karto kena serangan jantung. Para penduduk tetap masih percaya bahwa, Pak Karto meninggal gara-gara menipu Pak Manggut. Pak Karto disinyalir memakai uang rapat sosialisasi caleg untuk membeli kendaraan baru . Memang, Pak Karto mempunyai kapasitas sebagai bendahara tim sukses caleg Pak Manggut. Isu dan rumor cepat sekali menyebar, bahwa Pak Karto meninggal dimakan pesugihannya Pak Manggut yang berwujud buto ijo. Para penduduk pun mempercayai rumor dan isu tersebut. Keadaan kampung menjadi tegang dan sekarang timbul kasak kusuk yang kurang

enak, khususnya ditimpakan kepada keluarga Pak Manggut. Pak Manggut seketika itu menjadi gusar dan marah besar.

” Fitnah ini sudah sangat kebablasan ! ” ,teriak Pak Manggut di tengah tim suksesnya.

” Ini pasti ulah Sahun, Pak. Dia takut dengan kekuatan bapak, makanya dia membuat isu tentang pesugihan ”, seorang mencoba membuka pembicaraan yang sudah memanas tersebut.

” Betul, Pak. Ini pasti tindakan yang tidak fair dari Pak Sahun. Kita harus membalasnya, Pak !”, seorang lagi menimpalinya.

” Kita harus mencari bukti dulu, jangan main tuduh. Nanti malah kita yang kena masalah”, Pak Manggut mencoba menenangkan emosi timnya itu.

” Kita lihat saja dulu perkembangannya ’, Pak Manggut menambahkan sambil mengakhiri pertemuan itu. Orang-orang pun pergi dengan pikiran masing-masing. Siang itu semuanya menjadi sebuah pertanyaan besar tentang kejadian meninggalnya dua orang pendududk pendukung Pak Manggut yang mati secara aneh.Setelah kejadian itu, sekarang banyak penduduk yang enggan untuk mendekati dengan keluarga Pak Manggut. Ketika mereka berpas-pasan du tengah jalan dengan Pak Mangut ataupun keluarganya, para penduduk memilih untuk memilih jalan yang lain. Mereka takut kalau trejadi apa-apa kepada diri mereka. Pak Manggut hanya menghela napas, tanda dia merasa serangan isu itu memang mengkhawatirkan posisinya sebagai seorang caleg dan posisi hubungan dengan para penduduk

* * *

Di sebuah pendopo yang tak begitu besar sudah berkumpul hampir 100-an orang, baik tua muda, laki perempuan, semuanya berkumpul dalam ruangan pendopo itu. Itulah pendopo tempat tinggalnya seorang caleg yang punya kekayaan yang lumayan, tapi mempunyai sifat yang kikir dan sombong. Caleg itu bernama, Pak Sahun seorang direktur sebuah PT yang bergerak dalam bidang penyalur tenaga kerja Indonesia. Konon kekayaan yang diperolehnya secara luar biasa itu, karena Pak Sahun sering meminta uang kepada para calon tenaga kerja secara illegal. Dan sekarang, di pendopo itu sudah duduk Pak Sahun dengan gagahnya mengenakan sebuah jas hitam dan celana hitam mengkilat. Para penduduk yang hadir pada malam itu sudah berjubel memenuhi pendopo itu satu jam yang lalu. Mereka seakan tak sabar ingin mendengar apa yang akan dikatakan oleh Pak Sahun pada pertemuan malam itu. Setelah pembawa acara membacakan susunan acara, akhirnya Pak Sahun mendapat giliran untuk menyampaikan beberapa sambutan.Dan langusng pada pokok permasalahannya.

” Bapak-bapak, Ibu-ibu, Saudara-saudari yang saya hormati. Di kampung kita ini sudah tidak aman lagi. 2 orang warga kita telah meninggal secara misterius. Ini semua akibat dari pesugihannya Pak Manggut. Apa bapak-bapak, ibu-ibu yang hadir di sini mau menjadi korban dari buto ijonya Pak Manggut ? ’ , semua penduduk tanpa dikomando langusng berteriak ” TIDAK !. Suasana pun menjadi agak gaduh. Sang pembawa acara mencoba menenangkan. Pelan-pelan suara gaduh dari mulut para penduduk menjadi berangsur-angsur hilang, Pak Sahun kembali melanjutkan pidatonya.

Makanya mulai besok, kita yang sudah hadir di sini untuk mengusir seluruh kelurga Pak Manggut. Kita usir pergi Pak Manggut dan seluruh keluarganya dari kampung ini, karena sudah terbukti memelihara pesugihan yang kemarin sudah memakan korban 2 orang tetangga kita . Kalau tidak, kalianlah yang akan menjadi korban dari buto ijonya Pak Manggut. Bagaimana bapak-bapak, Ibu-ibu, setuju ? ” Pak Sahun membakar dan mempengaruhi emosi para penduduk yang memadati pendopo itu.

” Setuju !! Besok kita usir Pak Manggut dari kampung ini ! ” Beberapa penduduk saling berteriak, yang lannya pun ikut-ikutan. Pak Sahun tersenyum puas. Misinya untuk menyingkirkan rival beratnya dalam pemilihan caleg sudah ada di depan mata.

” Kalau begitu, sekarang kalian pulang ke rumah masing-masing. Besok jam 7 pagi, kita bergerak ke rumahnya Pak Manggut ”. Akhirnya pertemuan malam itu selesai dengan keputusan untuk menyingkirkan keluarga Pak Manggut dari kampung mereka. Sebelum pulang, di pintu gapura rumah Pak Sahun sudah menunggu beberapa orang yang telah siap untuk membagikan sebuah amplop berisi uang yang akan diberikan kepada para penduduk yang hadir pada pertemuan malam itu. Para penduduk yang bodoh dan miskin itu, dengan suka cita menerima amplop yang berisi uang tersebut. Kembali wajah Pak Sahun tersenyum puas. Keinginannya untuk mengalahkan Pak Manggut sudah terbuka lebar.

Modar kowe, Manggut ! Besok kamu masih hidup atau sudah menjadi mayat, aku tidak tahu. Engkau akan menjadi cecunguk tikus got !! ”, Pak Sahun membatin tentang khayalan kemenangan yang dianggap sudah di depan matanya.

***

Pagi itu jam 7 tepat rumah Pak Manggut hancur berantakan. Para penduduk sudah kalap kena hasutan Pak Sahun. Para penduduk sudah seperti kemasukan setan. Mereka tak mempedulikan rasa kemanusiaan. Korban sudah ada. Pak Manggut mati mengenaskan. Badanya hancur karena kena pukulan benda tumpul oleh puluhan penduduk yang tak waras. Kepalanya pecah, mulut dan telinganya nya banyak mengeluarkan darah. Istri dan seluruh keluarga Pak Manggut sudah kocar kacir menyelamatkan diri entah kemana. Mereka semuanya menghilang. Para aparat datang terlambat untuk menyelamatkan harta dan nyawa Pak manggut. Dari kejadian itu, hanya beberapa penduduk yang di ciduk para aparat hukum untuk dimintai keterangan perihal kejadian yang mengerikan itu. Dari keterangan para penduduk yang sempat diciduk oleh aparat kepolisian, kesimpulan yang pasti dari peristiwa tragis itu. Bahwa, aktor intelektual dari kejadian pagi itu adalah tertuju pada salah satu tokoh yaitu, Pak Sahun. Akhirnya, tak berapa lama para aparat polisi itu berhasil menahan Pak Sahun untuk di jebloskan ke dalam sel.

” Sebentar, Pak. Bapak jangan asal tangkap dan tudus , dong. Saya tidak menyuruh mereka untuk mebunuh Pak Manggut. Saya hanya menyuruh untuk menyelidiki, apa benar Pak manggut itu mempunyai pesugihan atau tidak ?. Jadi, saya tidak bersaklah, Pak. Yang membuhuh Pak Manggut kan para penduduk, bukan saya, Pak ’, Pak Sahun meronta ketika dipaksa untuk masuk ke mobil tahanan.

” Keterangan ini sebaiknya disampaikan di pengadilan saja, Pak. Yang penting sekarang Bapak ikut saya ke kantor ”. Polisi tegas meyeret Pak Sahun untuk masuk ke dalam mobil tahanan.

* * *

Kini di ruangan 3 X 3 yang sempit dan berhawa dingin itu, Pak Sahun hanya memandang langit-langit kamar tahanan itu dengan perasaan marah. Rencananya buyar dan hancur lebur hanya dalam tempo yang sesaat. Malahan kini dia harus rela untuk mendekam dalam penjara yang pesing dan bau. Malam itu matanya tak bisa terpejam. Pikirannya kacau dan kalut. Udara dingin yang menembus kulitnya semakin memperparah keadaan Pak Sahun. Matanya dia mencoba untuk memejamkannya. Tapi tak bisa. Tiba-tiba matanya menatap tajam dalam pojok ruang tahanannya, tangannya menunjuk ke salah satu pojok ruangan itu dengan tangan yang gemetaran. Mulutnya terkatup ingin mengucap sesuatu, dan seakan – akan dia melihat sesuatu yang menakutkan.

” Buuuutooooo Iiiijjjooooo !!”. Matanya tak bisa terpejam, tangannya kaku. Mulutnya keluar darah segar.

Klaten, April ’09

Dimuat diharian ” SOLOPOS ”

Hari Minggu,10 Mei 2009