Kamis, 16 April 2009

Jargon kampanye

KEBIASAAN JARGON CALEG,

PEMIMPIN PARTAI DALAM SETIAP KAMPANYE PEMILU

Aku mencatat beberapa kebiasaan para caleg, pemimpin partai dalam menggunakan jargon,orasi dalam setiap kampanye untuk mempengaruhi para konstituantenya. Dan semuanya kebanyakan 87 % jarang terbukti.Yang 13 % terbukti, tapi harus dengan pressure mental, sosial, politik oleh rakyat ( konstituante ) nya.Jargonnya biasanya begini .

1. Selalu membela rakyat kecil.

2. Mengentaskan kemiskinan

3. Mengurangi pengangguran.

4. Akan selalu menyejahterakan rakyat.

5. Memprogramkan sekolah gratis.

6. Sembako murah.

7. Biaya pengobatan yang murah.

8. Menjamin stabilitas keamanan.

9. Memberantas korupsi.

Kebalikan yang terjadi adalah :

1. Selalu membela kaum borjuis, krah putih dan para penguasa.

2. Bertambahnya kemiskinan dan maraknya penggusuran

3. Jutaan sarjana S 1 yang masih bingung ke mana ijazah formalnya akan dia gunakan, paradoksinya, yang S 1 saja ngganggur, apalagi yang hanya tamatan Es De.Berarati program mengurangi pengangguran, adalah omong kosong belaka.

4. Daya hidup rakyat sekarang semakin tercekik, karena iklan-iklan konsumerisme merajalela meninabobokan rakyat, untuk menghambur-hamburkan uang yang mereka dapat dengan cara kredit. Akhirnya merekapun semakin terjatuh dalam lubang kemiskinan yang dalam , karena mereka tak mampu untuk membayar. Akhirnya kita pun akan terjajah oleh negara – negera kapitalis yang menawarkan pinjaman uang dengan bunga yang mecekik. Kelak kita akan sama seperti dengan negara terjajah secara ekonomi.

5. Banyaknya orang tua yang masih kebingungan karena tak punya uang SPP untuk membayar anaknya yang masih duduk di bangku Es De.SPP digratiskan tapi, beli buku, uang pratikum, uang gedung, bangku diwajibkan dan bayarnya selangit. Janji itu pun ternyata hanya isapan belaka .

6. Kenyataannya adalah harga-harga sembako yang tinggi tak terkendali.

7. Program kesehatan murah pun hanya luarnya saja,urusan adminitrasinya saja yang murah. Kenyataannya, banyaknya rakyat kecil yang sulit untuk mendapatkan pelayanan secara manusiawi karena mereka tergolong kelas miskin. Pelayannan dunia kesehatan adalah pelayanan yang tersortir pada golongan kelas. Yang kaya, ya dapat pelayanan bagus. Yang miskin, cukup ransum dan obat penghilang rasa sakit setelah itu terserah.Mau mati silahkan….

8. Premanisme, kriminalitas semakin tinggi. Tak ada tedeng aling-aling. Karena kebutuhan untuk makan dan hidup adalah nomer satu , meski yang didapat dengan cara maling dan merugikan orang lain.

9. Sebetulnya bahasa diberantas itu kurang cocok, yang benar itu dihabisi atau dimatikan. Kalau diberantas berarti kelak atau nanti masih ada embrio/bibit yang akan hidup kembali. Makanya, korupsi di Indonesia tidak akan pernah habis, karena hanya diberantas. Kader-kader koruptor baru akan tumbuh di Indonesia, karena ada schooling dari tingkat elit yang mengajarkan bahwa pendidikan kurikulum korupsi itu penting di Indonesia. Jargon pemberantasan korupsi sepertinya juga sulit untuk dibuktikkan. Justru yang sekarang ini, banyaknya pesakitan yang ditahan di Lapas adalah pejabat yang melakukan korupsi baik di tingkat kecamatan sampai pusat ibukota.

Itulah indonesia, disayang-sayang kok begitu ya. Tapi meski begitu kita tetap sayang kepada Indonesia. Kita tunggu saja kelanjutan program dari para wakil rakyat yang terpilih. Betul tidak omongan saya ini ? Semoga saja tidak betul. Kalau betul pun saya anggap wajar, karena kita memang terlalu lama dijajah oleh nagara lain dan rakyat kita selalu mempercayai kepada dunia tahayul. Kehidupan ini kita jalani saja, yang penting jangan saling menyakiti dan tak merugikan orang lain. Viva Indonesia.

Salam

Dendy R

www.ludiratisan.blogspot.com

( sastra ndeso jiwa-putih )

yarabt4_ry@rocketmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ayo kasih komentar, komentar anda berguna bagi saya :