Panas, terik matahari membakar
tubuh seorang anak jalanan
demi untuk membantu orang tua
Ia rela putus sekolah
ia rela tidak bermain dengan teman-temannya
ia rela menyanyi, mengemis di jalanan
bahkan terkadang ia rela ditangkap polisi
hanya untuk mencari sesuap rejeki
anak jalanan
jangan salahkan Tuhan
yang membuat kau menjadi pengemis
anak jalanan
jangan salahkan orang tuamu
yang membuat kau putus sekolah
anak jalanan
jangan salahkan Pak SBY
yang tidak memperhatikanmu
Aku hanya ingin berpesan
teruslah berusaha menghadapi hidup ini
karena hidup bagaikan roda berputar
dan suatu saat nanti kau pasti akan berhasil
GUNUNG KELUD
Engkau begitu indah
Engkau begitu mempesona
Warnamu hijua kebiru-biruan
Tapi, engkau juga begitu diam penuh misteri
Ribuan orang bergantung hidup padamu
Tanahmu begitu subur, pohon-pohonmu begitu menyejukkan
Dulu, letusanmu sangat menggoncangkan negeri ini
Suaramu terdengar sampai ke seberang pulau
Engkau begitu perkasanya
Sekarang, orang-orang disekitar
Berharap kelak letusanmu akan membawa berkah bagi bangsa ini
Karena bangsa ini, sudah lelah dengan ribuan bencana
Semoga Tuhan mendengar pintaku ini
Amin.
Klaten, Oktober 2007
Btari Aktrisa Yara Sukmaraja
KEMARAU
Kemarau melanda desaku
Banyak sawah-sawah pak tani kekeringan
Kasihan para petani
Tiap hari harus bersusah payah mencari air
Supaya hasil tanamannya subur
Pohon-pohon di rumahku juga sudah mengering
Aku setiap hari harus menyiraminya
Agar mereka bisa hidup dan tumbuh lagi seperti sedia kala
Air ternyata sangat penting bagi kehidupan manusia
Maka, aku harus mencintai alam ini
Agar aku bisa bersanding dan bermain dengan alam ini
Dan air yang kita harapkan akan terus mengalir tiada henti
Klaten, Oktober 2007
BONEKAKU
Wajahmu lucu sekali
Menghiasi kamarku
Engkau selalu tersenyum tak pernah bersedih
Bila aku bangun tidur
Engkau selalu memandangku
Dengan wajah lucumu
Oh... bonekaku aku selalu ingin tersenyum sepertimu
Aku tak ingin bersedih lagi
Bonekaku engkau teman sejatiku
Klaten, Oktober 2007
( dimuat di majalah “ BOBO “ edisi 36. Tahun XXXV 13 Desember 2007 )
HUJAN
Sejak kemarau menyerang desaku
Banyak sawah-sawah yang kekeringan
Tanah-tanah menjadi tandus
Kau bagai penawar dahagaku
Pak petani kebingungan mencari air
Tapi,
Kalau hujan turun
Aku juga bingung
Karena rumahku bocor semua.
JAM DINDING DI KAMARKU
Tik….tok…..tik…..tok…..
Itu bunyi jam dinding di kamarku
Bentuknya kotak
Jarumnya bergerak
Penuh dengan angka
Aku bingung bila kamu tak ada di kamarku
Bagaimana aku bisa bangun pagi untuk berangkat sekolah
Bila kamu tak ada
Bagaimana aku bisa tahu waktu belajar
Bila kamu tak ada
Bagaimana aku bisa sholat tepat waktu
Bila kamu tak ada
Jam dinding di kamarku
Engkau penunjuk dan sahabat sejatiku.
MAMA
Tiada kata yang pantas terucapkan
Kecuali terima kasih yang dalam
Atas semua pengorbananmu
Yang telah memeliharaku
Dari dalam perut hingga aku besar seperti ini
Mama
Engkau turunkan wajahmu kepada aku
Engkau turunkan kepintaranmu kepada aku
Engkau turunkan kecantikanmu kepada aku
Bahkan darah juga engkau turunkan kepada aku
Mama
Maafkan aku ….Aku khilaf
Dengan semua perbuatanku
Aku berjanji jika aku besar
Aku akan memeliharamu
Seperti engkau memeliharaku
Oh Mama
Pasti akan selalu ada dalam hatiku
PUISI KARYA ANAKKU
LUDIRA TISAN SATYA SUKMARAJA ( Dira )
BERMAIN DI
hijau warnamu
sejukkan mataku
berhiaskan lampu-lampu
banyak berterbangan kupu-kupu nan indah
menghinggapi bunga yang bermekaran
damai hatiku
damai tamanku
kuingin selalu bermain bersamamu.
Ludira Tisan Satya Sukmaraja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ayo kasih komentar, komentar anda berguna bagi saya :