Kamis, 26 Februari 2009

Karya Puisi Anak-Anakku ( Yara - Dira )

Puisi Karya : Btary Aktrisa Yara Sukmaraja ( Yara )

ANAK JALANAN

Panas, terik matahari membakar
tubuh seorang anak jalanan
demi untuk membantu orang tua

Ia rela putus sekolah
ia rela tidak bermain dengan teman-temannya
ia rela menyanyi, mengemis di jalanan
bahkan terkadang ia rela ditangkap polisi
hanya untuk mencari sesuap rejeki

anak jalanan
jangan salahkan Tuhan
yang membuat kau menjadi pengemis

anak jalanan
jangan salahkan orang tuamu
yang membuat kau putus sekolah

anak jalanan
jangan salahkan Pak SBY
yang tidak memperhatikanmu

Aku hanya ingin berpesan
teruslah berusaha menghadapi hidup ini
karena hidup bagaikan roda berputar
dan suatu saat nanti kau pasti akan berhasil

GUNUNG KELUD

Engkau begitu indah

Engkau begitu mempesona

Warnamu hijua kebiru-biruan

Tapi, engkau juga begitu diam penuh misteri

Ribuan orang bergantung hidup padamu

Tanahmu begitu subur, pohon-pohonmu begitu menyejukkan

Dulu, letusanmu sangat menggoncangkan negeri ini

Suaramu terdengar sampai ke seberang pulau

Engkau begitu perkasanya

Sekarang, orang-orang disekitar sana

Berharap kelak letusanmu akan membawa berkah bagi bangsa ini

Karena bangsa ini, sudah lelah dengan ribuan bencana

Semoga Tuhan mendengar pintaku ini

Amin.




Klaten, Oktober 2007

Btari Aktrisa Yara Sukmaraja



KEMARAU




Kemarau melanda desaku

Banyak sawah-sawah pak tani kekeringan

Kasihan para petani

Tiap hari harus bersusah payah mencari air

Supaya hasil tanamannya subur

Pohon-pohon di rumahku juga sudah mengering

Aku setiap hari harus menyiraminya

Agar mereka bisa hidup dan tumbuh lagi seperti sedia kala

Air ternyata sangat penting bagi kehidupan manusia

Maka, aku harus mencintai alam ini

Agar aku bisa bersanding dan bermain dengan alam ini

Dan air yang kita harapkan akan terus mengalir tiada henti




Klaten, Oktober 2007


BONEKAKU




Wajahmu lucu sekali

Menghiasi kamarku

Engkau selalu tersenyum tak pernah bersedih

Bila aku bangun tidur

Engkau selalu memandangku

Dengan wajah lucumu

Oh... bonekaku aku selalu ingin tersenyum sepertimu

Aku tak ingin bersedih lagi

Bonekaku engkau teman sejatiku


Klaten, Oktober 2007
( dimuat di majalah “ BOBO “ edisi 36. Tahun XXXV 13 Desember 2007 )




HUJAN




Sejak kemarau menyerang desaku

Banyak sawah-sawah yang kekeringan

Tanah-tanah menjadi tandus

Kau bagai penawar dahagaku

Pak petani kebingungan mencari air

Tapi,

Kalau hujan turun

Aku juga bingung

Karena rumahku bocor semua.




JAM DINDING DI KAMARKU




Tik….tok…..tik…..tok…..

Itu bunyi jam dinding di kamarku

Bentuknya kotak

Jarumnya bergerak

Penuh dengan angka

Aku bingung bila kamu tak ada di kamarku

Bagaimana aku bisa bangun pagi untuk berangkat sekolah

Bila kamu tak ada

Bagaimana aku bisa tahu waktu belajar

Bila kamu tak ada

Bagaimana aku bisa sholat tepat waktu

Bila kamu tak ada

Jam dinding di kamarku

Engkau penunjuk dan sahabat sejatiku.




MAMA




Tiada kata yang pantas terucapkan

Kecuali terima kasih yang dalam

Atas semua pengorbananmu

Yang telah memeliharaku

Dari dalam perut hingga aku besar seperti ini

Mama

Engkau turunkan wajahmu kepada aku

Engkau turunkan kepintaranmu kepada aku

Engkau turunkan kecantikanmu kepada aku

Bahkan darah juga engkau turunkan kepada aku

Mama

Maafkan aku ….Aku khilaf

Dengan semua perbuatanku

Aku berjanji jika aku besar

Aku akan memeliharamu

Seperti engkau memeliharaku

Oh Mama

Ada dan tak ada dirimu

Pasti akan selalu ada dalam hatiku



PUISI KARYA ANAKKU

LUDIRA TISAN SATYA SUKMARAJA ( Dira )



BERMAIN DI TAMAN

hijau warnamu

sejukkan mataku

berhiaskan lampu-lampu

banyak berterbangan kupu-kupu nan indah

menghinggapi bunga yang bermekaran

damai hatiku

damai tamanku

kuingin selalu bermain bersamamu.

Ludira Tisan Satya Sukmaraja




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ayo kasih komentar, komentar anda berguna bagi saya :